Orang Miskin Ditindas, Tuhan Murka

23.10 bs 0 Comments


Oleh Pdt. Bigman Sirait

AMOS adalah seorang peternak, yang dipanggil Tuhan untuk menyuara-kan suara Tuhan. Yang menarik di sini adalah pergerakan kaum awam ternyata telah dimulai dari Perjanjian Lama (PL). Kaum awam dipakai Tuhan untuk me-nyatakan kebenaran, dan mem-permalukan institusi-institusi ke-agamaan. Kaum awam dipakai Tuhan untuk mengoreksi jaman-nya, memperbaiki dan melurus-kan situasi yang bengkok. Amos mengumandangkan tentang bagaimana kehidupan orang-orang Israel yang akan mendapat hukuman Tuhan. Karena itu Amos memulai kalimatnya dengan sangat luar biasa, “Tuhan mengaum dari Sion dan dari Yerusalem Dia memperdengarkan suaranya…” (Amos 1: 1-5). Tuhan mengaum hanya untuk mengatakan murka yang meluap. Mengapa Tuhan harus murka? Karena kehidupan umat di Israel ternyata sudah mengalami banyak pergeseran. Israel mengalami pelacuran-pelacuran dalam kehidupan ibadah mereka. Tidak ada lagi kemurnian, melainkan penistaan atau peniadaan hak-hak orang susah, kelaliman, ketidak-adilan, termasuk suap di lingkungan institusi imam. Jorok dan najis sekali.

Waktu itu Amos muncul menjadi tokoh sentral mengingat dia hanyalah seorang peternak yang datang untuk mengoreksi jaman-nya. Di bagian awal, jelas sekali status dia sebagai peternak itu ditonjol-kan. Itu mau mengingatkan dia bukan lahir dan berada di institusi agama. Dia datang dari luar institusi agama, untuk mengoreksi institusi agama. Dia nabi yang sejaman dengan Yesaya maupun Mika. “Mengaumlah Tuhan”, itu mengatakan Tuhan yang murka karena perilaku berdosa orang Israel waktu itu. Itu semacam cross check pada realita kehidupan. Maka sekali lagi, pe-ngangkatan atau pengutus-an Tuhan kepa-da Amos seba-gai peternak untuk mengo-reksi jaman-nya, justru mau menggam-barkan realita kehidupan Israel jauh dari yang Tuhan mau. Di Israel kita akan me-nemukan pe-rilaku dosa yang sangat mengerikan, keadilan dijungkirbalikkan, kelaliman begitu luar biasa. Orang sudah miskin, diperas juga.

Realita sama sekali tidak meng-ekspresikan kehidupan sosial orang percaya atau bangsa pilihan yang mestinya harmonis. Dulu ada sistem yang men-jamin orang miskin tidak akan sampai mati kelaparan. Misalnya, buah yang jatuh ke bumi men-jadi milik orang yang mem-butuhkannya, siapa pun dia. Ada peraturan di mana orang-orang kaya mesti menyisihkan kekayaannya untuk orang miskin. Jadi, dalam hal ini nasib orang miskin dipedulikan. Si miskin mendapat penghidupan. Tetapi sekarang, hal itu diabaikan. Maka kehidupan sosial itu sangat menyedihkan. Mereka sudah mengabaikan hak rakyat, khususnya orang miskin. Secara politis mereka bergerak ber-dasarkan perhitungan matematis mereka. Mereka mengabaikan suara para nabi yang berteriak tentang apa yang harus mereka lakukan. Jadi kalau kita melihat murka Tuhan itu wajar sekali.

BACA SELENGKAPNYA